Selamat datang diBlog Edy Darwis OTOMOTIF Silahkan Bookmark Laman ini, Terima Kasih ! GBU

Selasa, 25 Januari 2011

komponen-komponen BODY KENDARAAN

SISTEM-SISTEM PADA BODY MOTOR



Kemajuan di bidang teknologi yang pesat pada saat ini, ternyata membawa banyak
perubahan. Perubahan itu bukan saja terjadi pada pola hidup manusia tetapi juga cara
berpikirnya. Pola hidup manusia jaman sekarang tentu berbeda dengan jaman dahulu.
Kemajuan teknologi membuat manusia berlomba untuk dapat memanfaatkan dan
menikmatinya.
Salah satu kemajuan teknologi tersebut adalah teknologi otomotip, di mana sekarang
ini banyak masyarakat yang memanfaatkan alat transportasi darat untuk kemudahan dan
efisiensi waktu ketika melakukan sebuah perjalanan.
Dengan banyaknya alat transportasi darat terutama jenis mobil, maka diperlukan
sebuah jalan keluar ketika melaksanakan perawatan mobil ini, agar senantiasa dapat
beroperasi dengan baik. Dengan berbekal pengetahuan dan teknologi di bidang otomotip,
seseorang dapat menjawab kendala-kendala dalam mengoperasikan dan servise mesin-mesin
otomotip.
Mobil adalah kesatuan terdiri dari berbagai komponen yang tampak dan menyatu .
Masing-masing adalah mesin,chasis dan pemindah daya, listrik dan asesoris. Chasis sebagai
bagian dari komponen mobil terdiri dari rangka, sistem kemudi, sistem rem, sistem
suspensi,kopling, transmisi, poros propeller, differensial, roda yang terdiri dari ban dan pelek
serta Front Wheel Alignment. Karena banyaknya komponen chasis ini, maka diperlukan
keahlian yang khusus dalam merawat setiap komponen ini.
Tingginya frekuensi pemakaian mobil oleh konsumen mengakibatkan menurunnya
unjuk kerja mesin secara keseluruhan. Hal ini diakibatkan oleh gesekan dan panas yang
terjadi antar komponen-komponen mobil yang saling berhubungan . Akibat pemakaian yang
lama akan terjadi keausan dan kerusakan.
Dari berbagai dunia usaha/dunia industri otomotip yang ada, ternyata banyak sekali
permasalahan yang dialami pada komponen-komponen chasis dan pemindah daya. Tentunya
dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul pada komponen-komponen
ini akan memudahkan dalam memperbaiki sekaligus mempercepat penanganan kasus bila
terjadi permasalahan. Kecepatan dan ketepatan dalam memperbaiki suatu komponen
merupakan salah satu daya tarik dunia usaha/dunia industri ( DU/DI ) otomotip dalam
menarik minat konsumen untuk mendatangi DU/DI tersebut. Semakin banyak konsumen yang
datang, tentunya akan menambah keuntungan, yang pada akhirnya kesejahteraan hidup dapat
dicapai, terutama bagi yang bergerak di bidang usaha otomotip.
Dari penjelasan di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu :
1. Frekuensi pemakaian kendaraan yang tinggi, menimbulkan kerusakan pada komponen
kendaraan.
2. Kerusakan mesin pada kendaraan.
3. Kerusakan chasis dan pemindah daya kendaraan.
4. Kerusakan pada sistem kelistrikan.
5. Kemampuan pengguna kendaraan untuk merawat dan memelihara kendaraan.
Namun pada penelitian ini hanya dibatasi pada identifikasi kerusakan chasis dan pemindah
daya mobil di DU/DI wilayah Surakarta.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Komponen chasis dan pemindah daya apa sajakah yang sering mengalami
permasalahan/kerusakan ?
2. Jenis apa sajakah kerusakannya dan apa yang menyebabkan kerusakan tersebut ?
3. Jenis kerusakan apakah yang paling dominan dalam komponen tersebut ?
4. Bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut ?
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui komponen chasis dan pemindah daya yang sering mengalami
permasalahan/kerusakan .
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan dan hal-hal yang menyebabkan kerusakan
tersebut .
3. Untuk mengetahui jenis kerusakan yang paling dominan dalam komponen tersebut .
4. Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan tersebut .
Astra Motor (1995) mendefinisikan sistem chasis meliputi suspensi yang menopang
poros, kemudi untuk mengatur arah kendaraan, roda, ban dan rem untuk menghentikan
jalannya kendaraan. Sistem–sistem ini berpengaruh langsung terhadap kenikmatan
berkendaraan, stabilitas dan kenyamanan.
a. Sistem Suspensi
Jika kendaraan melaju dengan kecepatan tertentu , maka pada saat melaju kendaraan akan
menerima gaya dari pertemuan roda dengan jalan yang akibatnya akan timbul getaran atau
goncangan. Akibat getaran ini maka secara langsung akan diterima bodi yang membuat
kendaraan tidak aman dan nyaman.
Solihin dan Mulyadi (2000), untuk mencegah agar getaran tidak secara langsung diterima
bodi maka perlu adanya suatu mekanisme yang mampu meredam getaran yang terjadi,
yaitu dengan adanya sistem suspensi.
b. Sistem Kemudi

4.Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengendalikan arah gerak kendaraan, sesuai dengan
keinginan pengemudi. Pengendalian arah gerak ini dilakukan oleh pengemudi , dengan
jalan memutarkan atau mengubah roda kemudi sesuai dengan arah yang dikehendaki.
Pada dasarnya perancangan sistem kemudi dilakukan untuk memungkinkan pengemudi
dapat mengendalikan arah kendaraan dengan tepat dan tenaga seminimal mungkin.
c. Sistem Rem
Setiap kendaraaan memerlukan suatu mekanisme yang dapat mengatur kecepatan atau
menghentikan kendaraan. Mekanisme ini sangat penting, sehingga pengemudi dapat
mengontrol laju kendaraan sesuai dengan yang diinginkan.
Rem berfungsi mengurangi kecepatan kendaraan atau menghentikan kendaraan melalui
suatu mekanisme gesekan antara komponen rem dengan roda yang berputar.
Dewasa ini menurut ahli permobilan, rem merupakan kebutuhan yang sangat penting
untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti di tempat manapun,dan dalam
berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman.
d. Roda dan Geometri Roda ( Front Wheel Alignment )
Mekanisme yang menjamin kendaraan berjalan dengan adanya keseimbangan diperlukan
sekali dalam kendaraan. Jika sistem keseimbangan dalam kendaraan khususnya roda-roda
tidak seimbang, maka laju kendaraan tidak akan stabil dan keausan yang terjadi pada ban
akan cepat sekali. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang menjamin roda bisa seimbang,
untuk itu diperlukan FWA ini.
1) Roda
Roda terdiri atas ban dan pelek.
Mobil berjalan di atas ban yang terisi udara yang bertekanan. Ban adalah bagian mobil
yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan . Ban-ban ini berputar di atas
permukaan jalan dan tenaga mesin dipindahkan melalui ban. Ban juga berfungsi sebagai
peredam untuk memperlembut kejutan dari permukaan jalan dan menambah kenyamanan
berkendara.
Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada pelek. Karena pelek
merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup
kuat untuk menahan beban pengendaraan dari berbagai macam tenaga yang tertumpu pada
ban.
2) Geometri roda (FWA)
Kombinasi sistem kemudi dan sistem suspensi harus menghasilkan stabilitas kendaraan,
stabil dalam pengemudian dan daya balik kemudi yang baik.

5.Agar sistem kemudi dan sistem suspensi dapat berfungsi dengan baik, maka roda-roda
depan harus diatur dengan benar. Untuk menjamin penanganan kendaraan dengan benar,
dengan cara mengurangi atau memperkecil stres dan keausan dari tiap komponen , yaitu
dengan mengatur letak geometris mekanisme suspensi dan kemudi.
Front wheel alignment terdiri dari penyetelan sudut geometris dan ukuran roda-roda depan
komponen suspensi dan komponen kemudi setelah terpasang pada bodi. Pada umumnya
dapat dikategorikan sebagai berikut :
a) Camber
Camber adalah besarnya sudut yang dibentuk oleh garis vertikal terhadap kemiringan
garis pada pertengahan roda dilihat dari bagian depan kendaraan. Bila miringnya roda
bagian atas mengarah keluar maka disebut camber positif dan apabila miringnya ke
arah dalam maka disebut camber negatif. Tujuan camber negatif adalah untuk
mengutamakan agar kendaraan dapat ringan pada saat berjalan lurus. Camber negatif
juga mengurangi ground camber kendaraan selama menggelinding (kemiringan
kendaraan selama membelok) untuk menyempurnakan kemampuan belok kendaraan.
Camber negatif didapat pada kendaraan dengan mesin depan dan penggerak roda
depan. Sedang kendaraan yang memiliki camber positif , mengurangi beban bekerja
pada steering knuckle yang berposisi dekat spindle dasar.
b) Caster
Caster adalah sudut yang dibentuk oleh garis tengah steering axis dengan garis vertikal
bila dilihat dari samping.Bila miringnya stering axis ke arah belakang disebut caster
positif, sebaliknya kemiringan ke arah depan disebut caster negatif. Pada umumnya
caster positif yang dipakai, karena menghasilkan kestabilan kendaraan saat berjalan
lurus dan daya balik kemudi setelah membelok.
Jarak dari titik potong garis tengah steering axis dengan jalan, ke titik pusat singgung
ban dengan jalan disebut trail.
Caster positif yang terlalu besar menyebabkan trail makin panjang dan daya balik
kemudi makin besar. Akan tetapi kemudi cenderung menjadi lebih berat. Caster
negatif membuat kemudi ringan, tetapi kestabilan kendaraan saat berjalan lurus
menjadi berkurang dan kemudi kurang dapat dikontrol..
c) King pin Inclination
King pin inclination yang biasa disebut kemiringan sumbu kemudi adalah sudut yang
dibentuk oleh garis imajinasi antara bagian atas shock absorber dan lower suspension
arm ball joint dengan garis vertikal dilihat dari depan kendaraan.

6.Off set adalah jarak dari titik potong garis tengah ban dengan jalan ke titik potong
steering axis dengan jalan. Off set yang lebih kecil akan membuat kemudi menjadi
lebih ringan dan kejutan akibat pengereman berkurang.
d) Toe Angle
Toe angle terdiri dari dua yaitu toe in dan toe out.
Bila roda dipandang dari atas, bagian depan roda lebih kecil kearah dalam dari pada
bagian belakang roda, maka ini disebut sebagai toe in. Sebaliknya susunan berlawanan
disebut toe out. Bila roda-roda depan memiliki camber positif, maka bagian atas roda
miring ke arah keluar, hal ini akan menyebabkan roda-roda akan menggelinding ke
arah luar pada saat mobil berjalan lurus, dan akan terjadi side slip. Dan ini akan
mengakibatkan ban menjadi aus . Untuk itu toe in digunakan pada roda-roda bagian
depan untuk mencegah roda menggelinding keluar yang disebabkan oleh camber.
e) Turning Radius
Turning radius adalah besarnya sudut putar roda depan kendaraan berbelok ke kanan
atau ke kiri. Tujuan pemasangan turning radius adalah untuk
mendapatkan radius putar yang searah dan sejajar, pada masing-masing roda ketika
kendaraan berbelok. Apabila arah roda searah maka akan dapat menghindarkan
penyeretan terhadap roda. Dengan demikian pada sistem kemudi tidak terjadi getaran
dan mobil dapat berbelok lembut. Turning radius merupakan salah satu dari unsur
FWA yang digunakan bila ukuran bannya besar dan kecepatan bertambah.
Sedangkan pemindah daya adalah sejumlah mekanisme yang memindahkan tenaga
yang dihasilkan oleh mesin untuk menggerakkan roda-roda kendaraan. Pemindah daya
umumnya yang digunakan ada dua jenis, mesin depan penggerak belakang ( front engine
rear drive ) dan jenis mesin depan penggerak depan ( front engine front drive ). Adapun
komponen-komponen pemindah daya ini adalah :
a. Kopling
Salah satu mekanisme dalam sistem pemindah daya yang memungkinkan daya yang
dihasilkan oleh engine diteruskan dan dapat menghasilkan suatu usaha dengan adanya
putaran roda adalah kopling.
Kopling ditempatkan antara engine dan transmisi yang berfungsi :
1) Menghubungkan dan memutuskan putaran engine ke transmisi.
2) Membuat bekerjanya perpindahan gear pada transmisi.
3) Memungkinkan kendaraan dapat bergerak lembut atau lambat pada saat kendaraan
mulai bergerak.
b. Transmisi
Pada saat kendaraan mulai berjalan diperlukan tenaga yang besar, tetapi ketika sudah
berjalan, maka bukan tenaga lagi yang diperlukan melainkan kecepatan. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut diperlukan transmisi yang terdiri atas berbagai tingkat perbandingan
gigi ( gear ratio )
Transmisi umumnya ditempatkan di antara kopling dan poros propeler. Transmisi
memungkinkan kendaraan menghasilkan momen yang besar ( daya putar tinggi ) untuk
gerakan pertama, mempercepat gerakan dan meluncur pada tanjakan.
Adapun secara ringkas fungsi dari transmisi adalah :
1) Mengatur kecepatan sesuai dengan beban dan kondisi jalan.
2) Mengubah arah putaran roda , sehingga kendaraan dapat bergerak mundur
3) Memutus dan menghubungkan putaran, sehingga kendaraan dapat berhenti sementara
mesin hidup.
c. Poros Propeler
Salah satu mekanisme sistem pemindah daya, yang memungkinkan besarnya putaran dari
engine ke sistem penggerak roda bisa disalurkan adalah dengan menggunakan poros
propeler. Pemindahan tenaga putaran ini disalurkan dari transmisi ke differensial. Ujung
depan poros propeler berhubungan dengan transmisi yang terpasang dengan kuat pada
bodi kendaraan. Ujung lain dihubungkan dengan rumah differensial pada rakitan as
belakang.
d. Differensial
Pada saat kendaraan sedang membelok, maka roda belakang sebagai penggerak
mempunyai putaran yang berbeda antara roda kiri dan kanan. Jika putaran sama tentunya
akan terjadi poros roda belakang akan patah dan jalan kendaraan tidak baik, disebabkan
salah satu ban akan terseret karena mempunyai sudut putar yang berbeda. Dengan adanya
differensial maka kendaraan akan tetap stabil pada saat membelok .
Fungsi differensial secara khusus adalah :
1) Membedakan putaran antara roda kiri dengan roda kanan terutama pada saat
membelok.
2) Mengurangi putaran poros propeler sebanyak yang diperlukan oleh poros roda.
3) Dengan perkaitan gigi pemutar dan gigi ring akan mengubah arah tenaga putar poros
propeler ke poros roda menjadi 900.
Kerusakan yang terjadi pada chasis dan pemindah daya mobil seringkali
diakibatkan oleh tingginya frekuensi pemakaian mobil oleh konsumen. Dengan frekuensi
8
pemakaian mobil yang tinggi, maka pada setiap komponen yang bekerja akan mengalami
keausan/kerusakan. Hal ini diakibatkan oleh gesekan dan panas yang terjadi antar komponenkomponen
mobil yang saling berhubungan .
Menurut Harold T. Glenn (81) kerusakan pada sistem FWA disebutkan, front end
trouble shooting chart :1. Exessive looseness, 2. Hard steering, 3. Wanders, 4. Pulls to one
side, 5. Shimmy, low speed, 6. Shimmy, high speed, 7.Squels on turns, 8. Exessive tire wear.
Harold T Glenn (85), Kerusakan pada sistem rem hidrolis: conventional hydraulic
brake sistem trouble shooting chart : 1. Pedal goes to floorboard, 2. One brake drags, 3. All
brake drag, 4. Car pulls to one side, 5. Soft pedal, 6. Hard pedal, 7. One or more wheels
grab, 8. Erratic braking action, 9. Noisy brakes.
Harold T Glenn (48), kerusakan pada kopling disebutkan, clutch trouble shooting
chart : 1. Slipping, 2. Dragging, 3. Noise, 4. Chattering
Harold T. Glenn (50), menyebutkan kerusakan pada transmisi :Transmission
troubleshooting chart :1. Noisy with car in motion, any gear, 2. Noisy in neutral, 3. Slips out
of high gear, 4. Slips out of every gear, 5. Slips out of first/reverse gear, 6. Difficult to shift,
7. Clashing when shifting, 8. Backlash.
Harold T. Glenn (80), menyebutkan kerusakan pada poros propeler, propeller
shaft troubleshooting chart : 1. Noise on acceleration, 2. Noise on coast, 3. Noise on both
coast and acceleration, 4. Noise only when rounding a curve, 5. Backlash, 6. Vibration.
No. Komponen Chasis dan Pemindah Daya Frekuensi
( % )

1 Sistem Suspensi 8 14.55
2 Sistem Kemudi 13 23.64
3 Sistem Rem 10 18.18
4 Roda dan FWA 15 27.27
5 Kopling 6 10.91
6 Transmisi 2 3.64
7 Poros Propeler 1 1.82
8 Differensial 0.00Jumlah 55 100.00
Gambar 1. Histogram Frekuensi kerusakan chasis dan pemindah daya di PT Astra
International Daihatsu Tbk
Dari data di atas diketahui ternyata kerusakan chasis dan pemindah daya terbesar yang
terjadi pada bagian roda dan FWA dengan persentase 27.27 %, Sedangkan kerusakan terkecil
yang terjadi pada differensial dengan persentase 0 %.
Berikut ini deskripsi data kerusakan roda dan FWA disertai dengan cara perbaikan PT
Astra International Tbk Daihatsu :
Tabel 2. Deskripsi data kerusakan roda dan FWA di PT Astra
International Tbk Daihatsu
No. Jenis Kerusakan Roda dan FWA Perbaikan Frekuensi
Persentase

1Ban aus tidak rata :
a. Ban depan aus/makan pada sisi
bagian dalam
b. Ban depan aus pada bagian sisi luar
Spooring 6 40.00
2 Bantalan (bearing ) roda depan aus
Penggantian
bantalan 5 33.33
3 Bantalan roda belakang aus 2 13.33
4.Roda kemudi tidak stabil (getar) saat
berjalan dengan kecepatan tinggi.
Spooring dan
balancing 1 6.67
5.Roda kemudi seakan-akan membanting
ke kiri atau ke kanan.
Spooring
1 6.67
Jumlah 15 100
JENIS KERUSAKAN RODA DAN FWA
FREKUEISI
Ban aus tidak rata
Bantalan depan aus
Bantalan belakang aus
Setir getar
Setir membanting ke satu
sisi
Gambar 2. Histogram frekuensi kerusakan rodan dan FWA di PT Astra International Daihatsu
Tbk
Berdasarkan analisis data, maka dapat dibahas berbagai temuan antara lain:
1. Komponen chasis dan pemindah daya mobil yang sering mengalami kerusakan adalah
roda dan FWA. Hal ini dibuktikan dengan adanya persentase kerusakan yang paling
banyak muncul di PT Astra International Daihatsu Tbk. Pada roda dan FWA persentase
kerusakan terbesar adalah 27.27 %. Jadi dari delapan jenis komponen chasis dan
pemindah daya, yang paling banyak muncul jenis-jenis kerusakannya adalah roda dan
FWA. Sedangkan yang jarang terjadi kerusakan adalah pada differensial dengan
persentase 0 %.
Roda merupakan bagian yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan
Kenyamanan dalam berkendaraan sangat dipengaruhi oleh keadaan roda. Sedangkan
FWA bertujuan untuk :
a. Memperingan gaya untuk menggerakkan roda kemudi
b. Menstabilkan sistem kemudi
c. Mendapatkan gaya balik kemudi
d. Memperpanjang umur ban
Dari tujuan adanya roda dan FWA di atas, maka dapat dilihat bahwa komponen tersebut
digunakan untuk kenyamanan dalam sistem pengemudian. Roda dan FWA merupakan
sistem yang sangat penting dalam kendaraan/mobil, sehingga ketekunan dan ketelitian
dalam merawat komponen ini sangat dibutuhkan.
2. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, kerusakan yang terjadi pada roda dan FWA,
dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Ban aus tidak rata
b. Bantalan (bearing ) roda depan aus
c. Bantalan roda belakang aus
d. Roda kemudi tidak stabil (getar) saat berjalan dengan kecepatan tinggi
e. Roda kemudi seakan-akan membanting ke kiri atau ke kanan
Di antara sekian banyak jenis kerusakan pada roda dan FWA, jenis kerusakan a sering
ditemui di PT Astra International Daihatsu Tbk.
Adapun penyebab kerusakan tersebut adalah :
a. Kesalahan dalam penyetelan unsur-unsur FWA seperti camber, caster, kingpin
inclination, toe in dan turning radius yang tidak sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuatnya.
b. Roda sudah tidak balance atau seimbang.
c. Kebiasaan pengemudi dalam mengendalikan kendaraan.
3. Kerusakan yang paling banyak muncul pada roda dan FWA adalah keausan pada bagian
permukaan ban (tread), terutama pada bagian permukaan ban yang aus tidak rata dengan
persentase frekuensi kasus yang muncul 40.00 %. Jika dibahas lebih jauh, Kesalahan
dalam penyetelan FWA sebagai penyebab utama terjadinya keausan pada ban.
Kerusakan pada ban ini dinyatakan oleh Tamzir Rizal(1998), Solihin dan Mulyadi (2000)
yang menerangkan bahwa penyebab dari keausan ban adalah :
a. Penyetelan toe in yang tidak benar dan sudut-sudut camber tidak sama, menyebabkan
ban melengkung (cupping).
b. Aus di sisi/bagian dalam tread, penyebabnya karena toe in dan camber terlalu kecil.
c. Aus di sisi/bagian luar tread, penyebabnya toe in dan camber yang terlalu besar.
d. Feathering (bagian ujung tread berbulu), penyebabnya adalah toe in dan sudut-sudut
camber tidak sama.
12
e. Ban yang aus pada treadnya tidak merata , penyebabnya adalah penyetelan
kingpin inclination dan sudut casternya kurang tepat.
4. Cara untuk mengatasi kerusakan pada ban yang aus tidak rata, dilaksanakan dengan proses
spooring. Sekarang ini telah banyak bengkel otomotip yang telah mempunyai alat modern
untuk memeriksa dan menyetel unsur goemetri roda atau FWA. Namun demikian masih
ada alat yang sederhana masih digunakan untuk melakukan tugas tersebut. Alat ini mulai
dari CCKG (Camber Caster Kingpin Inclination Gauge ), alat optik atau Exact Tracker
Wheel Aligner sampai yang menggunakan sistem komputerisasi.

D. KESIMPULAN DAN SARAN
Chasis dan pemindah daya mobil yang terdiri dari berbagai komponen tersebut
ternyata memiliki tingkat kerusakan yang berbeda. Tingkat kerusakan yang tertinggi terdapat
di sistem roda dan FWA. Hal ini dibuktikan dengan persentase yang tinggi dibandingkan
dengan komponen yang lain yaitu 27.27 %. Dan lebih spesifik kerusakannya pada permukaan
ban aus tidak rata dengan persentase 40.00 %.
Dari jenis kerusakan ini, dapat diberikan saran bagi yang mempunyai
kendaraan/mobil, agar lebih memperhatikan dan merawat sistem roda dan FWA pada
mobilnya dengan senantiasa mengecek dan memeriksakan mobilnya ke bengkel spooring dan
balancing.